Libur-libur hari Minggu memang serba salah, mau tidur seharian ga enak, mau main juga bingung. Akhirnya daripada galau bengong seharian, saya memutuskan mencoba gua baru yang dipamerkan teman, Gua Sriti. Sebenarnya saya sudah lama tahu tempat ini, tapi karena belum waktu yang tepat akhirnya rencana main ke gua ini sering gagal. Baru beberapa waktu lalu saya akhirnya sukses masuk ke gua yang baru saja dikelola warga ini.

Ketika tiba di sekretariat Karya Wisata dusun Karangmojo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, beberapa pemandu goa Sriti sudah menyambut. Meskipun sekretariat ini belum diresmikan operasionalnya, tetapi beberapa pengunjung sudah ada yang mampir dan menjajal tantangan penyusuran goa yang berlokasi di dusun Gelaran ini. Tanpa banyak basa-basi, rompi pelampung, helm dan sepatu pelindung sudah melekat dan penjelajahan siap dilakukan.

Penjelajahan dimulai dengan menuruni tangga menuju pintu masuk goa. Di pintu masuk ini, beberapa stalaktit kecil sudah tampak menggantung. Pengunjung juga disuguhi berbagai bentuk batuan gua yang membentang sepanjang dinding gua. Setelah puas melihat ruangan gua paling awal, petualangan sebenarnya dimulai.

Rombongan wisatawan kemudian diajak masuk ke dalam aliran air bawah tanah yang memenuhi lantai gua. Perlahan-lahan, air semakin dalam hingga sebatas dada orang dewasa. Di beberapa lokasi bahkan kedalaman mencapai hampir dua meter. Sehingga saya harus berenang sambil mengangkat kamera satu-satunya tinggi-tinggi.

Sambil berjalan menyusuri aliran air, ornamen khas gua semakin bervariatif. Berbagai bentuk stalagtit, batu tirai dan batu bintang yang berkilau saat diterpa cahaya senter membuat penyusuran gua tampak menarik. Uniknya meskipun terdapat banyak orang di dalam gua, udara tetap terasa segar dan sejuk.


Penelusuran di gua Sriti tidak hanya didominasi dengan berenang menyusuri aliran air bawah tanah. Pengunjung juga harus sedikit berjalan mendaki di beberapa ruangan yang ada di dalam gua. Bisa dibilang, trek yang dilalui pengunjung sangat bervariasi sehingga menimbulkan perasaan puas, terlebih ketika berhasil mencapai pintu keluar setelah menempuh jarak sekitar 150 meter selama hampir satu jam..



Yudi Ristanto, ketua pengelola kelompok Karya Wisata mengatakan, gua Sriti sebenarnya sudah lama ada di desanya, tetapi selama ini masih jarang dikunjungi wisatawan. Asal nama gua Sriti menurutnya berasal dari burung Sriti yang dulu menghuni gua tersebut, tetapi sekarang burung penghuni gua itu sudah tidak ada lagi.

Menurutnya, ide awal pembukaan gua Sriti ini memang terinspirasi dari tenarnya gua Pindul. Kebetulan lokasi gua Sriti dan Gua Pindul tidak berjauhan. Selain itu, sensasi yang ditawarkan juga berbeda dengan gua Pindul

Rencananya, sekretariat yang dibentuknya ini baru akan diresmikan 17 Februari mendatang, tetapi wisatawan sudah mulai berdatangan sehingga mereka tetap melayani bila ada wisatawan yang datang. Untuk tiket masuk gua Sriti, dikenakan biaya Rp25.000 per orang. Biaya ini sudah termasuk pemandu dan berbagai alat keselamatan. 

Untuk menuju gua ini sangat mudah. tinggal ikuti saja papan penunjuk jalan menuju gua Pindul yang sudah tenar itu karena lokasi gua ini memang masih bertetangga dengan gua Pindul. Kalau dari arah Yogyakarta, sebelum Wonosari pasti sudah bisa ditemukan papan-papan penunjuk arah. Setelah kantor kecamatan Bejiharjo, maju sedikit sekitar 100 meter hingga menemukan tugu di tengah jalan. sekretariat Karya Wisata ada di situ. Kalau sudah sampai, tinggal siapkan tenaga untuk memulai petualangan seru ini.